Thin Client dikenal dengan nama thin client-thick server , dimana client menjalankan fungsi hanya sebagai penyaji aplikasi dan data yang diakses dan dikelola server. Sehingga beban yang paling berat dirasakan oleh server.
Fat Client dikenal dengan nama thick client-thin server, pada arsitektur ini client bertugas tidak hanya sebagai penyaji interface, namun juga mengoperasikan aplikasi. Tugas server hanya mengelola data saja sehingga beban terbesar berada di client.
Dari keduanya penulis dapat menganalisa bahwa:
- Thin client lebih maksimal dan sesuai digunakan jika dalam jaringan tersebut jumlah clientnya sedikit atau skala jaringan yang kecil. Client akan merasakan akses yang cepat karena semua prosedur dan eksekusi dilakukan oleh server. Server juga tidak terlalu terbebani karena jumlah client yang dilayani masih bisa dijangkau. Tidak disarankan menggunakan arsitektur ini jika masih ada rencana pengembangan jaringan.
- Fat client lebih maksimal jika dalam jaringan tersebut terdapat banyak client (jaringan besar) dan lalu lintas data (biasanya) selalu padat. Server tidak akan terlalu terbebani oleh request yang banyak dari client karena sesungguhnya server hanya mengelola data yang diminta oleh client.
Jadi, penerapan arsitektur client-server harus dibuat sesuai dengan kebutuhan dari jaringan itu sendiri agar terjadi keefisienan yang menguntungkan bagi semua pihak.
Referensi
http://amelinda90.wordpress.com/page/2/
0 komentar:
Posting Komentar